CARA BUDIDAYA TANAMAN NENAS
1. SEJARAH SINGKAT
Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang memiliki nama ilmiah
Ananas comosus. Memiliki nama daerah danas (Sunda) dan neneh (Sumatera).
Dalam bahasa Inggris disebut pineapple dan orang-orang Spanyol
menyebutnya pina. Nanas berasal dari Brasilia (Amerika Selatan) yang
telah di domestikasi disana sebelum masa Colombus. Pada abad ke-16 orang
Spanyol membawa nanas ini ke Filipina dan Semenanjung Malaysia, masuk
ke Indonesia pada abad ke-15, (1599). Di Indonesia pada mulanya hanya
sebagai tanaman pekarangan, dan meluas dikebunkan di lahan kering
(tegalan) di seluruh wilayah nusantara. Tanaman ini kini dipelihara di
daerah tropik dan sub tropik.
2. JENIS TANAMAN
Klasifikasi tanaman nanas adalah:
Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Kelas : Angiospermae (berbiji tertutup)
Ordo : Farinosae (Bromeliales)
Famili : Bromiliaceae
Genus : Ananas
Species : Ananas comosus (L) Merr
Kerabat dekat spesies nanas cukup banyak, terutama nanas liar yang biasa
dijadikan tanaman hias, misalnya A. braceteatus (Lindl) Schultes, A.
Fritzmuelleri, A. erectifolius L.B. Smith, dan A. ananassoides (Bak)
L.B. Smith. Berdasarkan habitus tanaman, terutama bentuk daun dan buah
dikenal 4 jenis golongan nanas, yaitu : Cayene (daun halus, tidak
berduri, buah besar), Queen (daun pendek berduri tajam, buah lonjong
mirip kerucut), Spanyol/Spanish (daun panjang kecil, berduri halus
sampai kasar, buah bulat dengan mata datar) dan Abacaxi (daun panjang
berduri kasar, buah silindris atau seperti piramida). Varietas cultivar
nanas yang banyak ditanam di Indonesia adalah golongan Cayene dan Queen.
Golongan Spanish dikembangkan di kepulauan India Barat, Puerte Rico,
Mexico dan Malaysia. Golongan Abacaxi banyak ditanam di Brazilia. Dewasa
ini ragam varietas/cultivar nanas yang dikategorikan unggul adalah
nanas Bogor, Subang dan Palembang.
3. MANFAAT TANAMAN
Bagian utama yang bernilai ekonomi penting dari tanaman nanas adalah
buahnya. Buah nanas selain dikonsumsi segar juga diolah menjadi berbagai
macam makanan dan minuman, seperti selai, buah dalam sirop dan
lain-lain. Rasa buah nanas manis sampai agak masam segar, sehingga
disukai masyarakat luas. Disamping itu, buah nanas mengandung gizi cukup
tinggi dan lengkap. Buah nanas mengandung enzim bromelain, (enzim
protease yang dapat menghidrolisa protein, protease atau peptide),
sehingga dapat digunakan untuk melunakkan daging. Enzim ini sering pula
dimanfaatkan sebagai alat kontrasepsi Keluarga Berencana. Buah nanas
bermanfaat bagi kesehatan tubuh, sebagai obat penyembuh penyakit
sembelit, gangguan saluran kencing, mual-mual, flu, wasir dan kurang
darah. Penyakit kulit (gatal-gatal, eksim dan kudis) dapat diobati
dengan diolesi sari buah nanas. Kulit buah nanas dapat diolah menjadi
sirop atau diekstrasi cairannya untuk pakan ternak.
4. SENTRA PENANAMAN
Penanaman nanas di dunia berpusat di negara-negara Brazil, Hawaii,
Afrika Selatan, Kenya, Pantai Gading, Mexico dan Puerte Rico. Di Asia
tanaman nanas ditanam di negara-negara Thailand, Filipina, Malaysia dan
Indonesia terdapat di daerah Sumatera utara, Jawa Timur, Riau, Sumatera
Selatan dan Jawa Barat. Pada masa mendatang amat memungkinkan propinsi
lain memprioritaskan pengembangan nanas dalam skala yang lebih luas dari
tahun-tahun sebelumnya. Luas panen nanas di Indonesia + 165.690 hektar
atau 25,24% dari sasaran panen buah-buahan nasional (657.000 hektar).
Beberapa tahun terakhir luas areal tanaman nanas menempati urutan
pertama dari 13 jenis buah-buahan komersial yang dibudidayakan di
Indonesia.
5. SYARAT TUMBUH
5.1. Iklim
Tanaman nanas dapat tumbuh pada keadaan iklim basah maupun kering, baik
tipe iklim A, B, C maupun D, E, F. Tipe iklim A terdapat di daerah yang
amat basah, B (daerah basah), C (daerah agak basah), D (daerah sedang), E
(daerah agak kering) dan F (daerah kering).
Pada umumnya tanaman nanas ini toleran terhadap kekeringan serta
memiliki kisaran curah hujan yang luas sekitar 1000-1500 mm/tahun. Akan
tetapi tanaman nanas tidak toleran terhadap hujan salju karena rendahnya
suhu.
Tanaman nanas dapat tumbuh dengan baik dengan cahaya matahari rata-rata
33-71% dari kelangsungan maksimumnya, dengan angka tahunan rata-rata
2000 jam.
Suhu yang sesuai untuk budidaya tanaman nanas adalah 23-32 ° C, tetapi juga dapat hidup di lahan bersuhu rendah sampai 10 ° C.
5.2. Media Tanam
Pada umumnya hampir semua jenis tanah yang digunakan untuk pertanian
cocok untuk tanaman nanas. Meskipun demikian, lebih cocok pada jenis
tanah yang mengandung pasir, subur, gembur dan banyak mengandung bahan
organik serta kandungan kapur rendah.
Derajat keasaman yang cocok adalah dengan pH 4,5-6,5. Tanah yang banyak
mengandung kapur (pH lebih dari 6,5) menyebabkan tanaman menjadi kerdil
dan klorosis. Sedangkan tanah yang asam (pH 4,5 atau lebih rendah)
mengakibatkan penurunan unsur Fosfor, Kalium, Belerang, Kalsium,
Magnesium, dan Molibdinum dengan cepat.
Air sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan tanaman nanas untuk penyerapan
unsur-unsur hara yang dapat larut di dalamnya. Akan tetapi kandungan air
dalam tanah jangan terlalu banyak, tidak becek (menggenang). Hal yang
harus diperhatian adalah aerasi dan drainasenya harus baik, sebab
tanaman yang terendam akan sangat mudah terserang busuk akat.
Kelerengan tanah tidak banyak berpengaruh dalam penanaman nanas, namun
nanas sangat suka jika ditanam di tempat yang agak miring, sehingga
begitu ada air yang melimpah, begitu cepat pula tanah tersebut menjadi
kering.
5.3. Ketinggian Tempat
Nanas cocok ditanam di ketinggian 800-1200 m dpl. Pertumbuhan optimum tanaman nanas antara 100-700 m dpl.
6. PEDOMAN BUDIDAYA
6.1. Pembibitan
Keberhasilan penanaman nanas sangat ditentukan oleh kualitas bibit.
Nanas dapat dikembangbiakan dengan cara vegetatif dan generatif. Cara
vegetatif digunakan adalah tunas akar, tunas batang, tunas buah, mahkota
buah dan stek batang. Cara generatif dengan biji yang ditumbuhkan
dengan persemaian, (jarang digunakan). Kualitas bibit yang baik harus
berasal dari tanaman yang pertumbuhannya normal, sehat serta bebas dari
hama dan penyakit.
1) Persyaratan Benih
Bibit yang baik harus mempunyai daun-daun yang nampak tebal-tebal penuh
berisi, bebas hama dan penyakit, mudah diperoleh dalam jumlah banyak,
pertumbuhan relatif seragam serta mudah dalam pengangkutan terutama
untuk bibit stek batang. Tunas batang dan stek batang.
2) Penyiapan Benih
Benih nanas dari biji (generatif) jarang digunakan karena membutuhkan
teknik khusus dan beberapa jenis nanas tidak dapat melakukan penyerbukan
sendiri dan tidak menghasilkan biji. Cara perbanyakan secara vegetatif
(tunas akar) mempunyai ciri khusus: tunas yang tumbuh dari bagian batang
yang terletak di dalam tanah, jumlah tunas akar per rumpun relatif
sedikit, bentuk daun lebih langsing, masa remaja tunas akar relatif
pendek. Cara vegetatif lain (tunas batang) mempunyai ciri-ciri tunas
yang tumbuh dari batang dan jumlah tunas per rumpun relatif sedikit.
Tunas batang mempunyai ciri-ciri tunas yang tumbuh pada tangkai buah di
bawah tangkai buah dan di atas tunas batang, jumlah tunas buah per
tanaman relatif banyak hingga mencapai 10 tunas dan ukuran tunas yang
bervariasi tergantung dari pertumbuhan tanaman. Untuk cara vegetatif
dengan mahkota buah ciri-cirinya adalah tunas yang ditumbuhkan dari mata
tunas yang non-aktif pada batang, kemudian disemaikan dalam media
steril dengan perlakuan khusus serta jumlah bibit yang dihasilkan
banyak, seragam, dan mudah dalam pengangkutan.
Penyiapan benih (bibit) untuk tanaman nanas dibedakan menjadi bibit
tunas batang dan bibit nanas dari stek. Penyiapan bibit tunas batang:
memilih tunas batang pada pohon induk yang sedang berbuah/setelah panen.
Tunas batang yang baik adalah panjang 30-35 cm. Daun-daun dekat pangkal
pohon dipotong untuk mengurangi penguapan dan mempermudah pengangkutan,
setelah itu biarkan selama beberapa hari di tempat teduh dan bibit siap
angkut ke tempat penanaman langsung segera ditanam.
Untuk penyiapan bibit nanas dari stek, langkah pertama yang dilakuakan
adalah memotong batang nanas yang sudah dipanen buahnya sepanjang 2,5
cm, kemudian potongan dibelah menjadi 4 bagian yang mengandung mata
tunas. Media semai berupa pasir bersih dalam bak tanam. Bibit yang
dihasilkan dengan tinggi 25-35 cm atau berumur 3-5 bulan dicabut,
ditanam di kebun. Bila bibit akan diangkut dalam jarak jauh,
akar-akarnya dibungkus dengan humus lembab.
Benih yang disiapkan harus disesuaikan dengan luas areal penanaman.
Kepadatan tanaman yang ideal berkisar antara 44.000-77.000 bibit tanaman
per Ha, tergantung jarak tanam, jenis nanas, kesuburan tanah, sistem
tanam dan jenis bibit. Penanaman dengan sistem persegi (jarak tanam 150 x
150 cm) membutuhkan sekitar 3556 bibit bila lahan yang mangkus ditanami
80%. Atau 12.698 - 15.875 bibit pada sistem tanam kereta api dengan
jarak tanam 60 x 60 cm dan jarak antar barisan sebelah kanan/kiri dari
kereta api adalah 150 cm.
3) Teknik Penyemaian
Persemaian untuk nanas memerlukan perlakuan khusus. Langkah dalam
menyiapkan media semai dalam bak persemaian berupa tepung (misalnya
Rootone) pada permukaan belahan batang untuk mempercepat pertumbuhan
akar. Belahan batang pada bak persemaian disemaikan sedalam 1,5 - 2,5 cm
dan jarak tanam 5-10 cm. Kondisi media persemaian dijaga agar tetap
lembab dan sirkulasi udara baik, dengan menutup bak persemaian dengan
lembar plastik tembus cahaya (bening). Stek batang nanas dibiarkan
bertunas dan berakar. Tempat persemaian baru yang medianya disuburkan
dengan pupuk kandang disiapkan. Campuran media berupa tanah halus, pasir
dan pupuk kandang halus (1:1:1) atau pasir dengan pupuk kandang halus
(1:1). Langkah terakhir adalah memindahtanamkan bibit nanas dari
persemaian perkecambahan ke persemaian pembesaran bibit.
4) Pemeliharan Pembibitan
Pemeliharaan pembibitan/persemaian penyiraman dilakukan secara berkala
dijaga agar kondisi media tanam selalu lembab dan tidak kering supaya
bibit tidak mati. Pemupukan dilakukan dengan pemberian pupuk kandang
dengan perbandingan kadar yang sudah ditentukan. Penjarangan dan
pemberian pestisida dapat dilakukan jika diperlukan.
5) Pemindahan Bibit
Pemindahan bibit dapat dilakukan jika ukuran tinggi bibit mencapai 25-30 cm atau berumur 3-5 bulan.
6.2. Pengolahan Media Tanam
1) Persiapan
Penanaman nanas dapat dilakukan pada lahan tegalan atau ladang. Waktu
persiapan dan pembukaan lahan yang paling baik adalah disaat waktu musim
kemarau, dengan membuang pepohonan yang tidak diperlukan. Pengolahan
tanah dapat dilakukan pada awal musim hujan. Derajat keasaman tanah
perlu diperhatikan karena tanaman nanas dapat tumbuh dengan baik pada pH
sekitar 5,5. Jumlah bibit yang diperlukan untuk suatu lahan tergantung
dari jenis nanas, tingkat kesuburan tanah dan ekologi pertumbuhannya.
2) Pembukaan Lahan
Untuk membuka suatu lahan, perlu dilakukan: membuang dan membersihkan
pohon-pohon atau batu-batuan dari sekitar lahan kebun ke tempat
penampungan limbah pertanian. Mengolah tanah dengan dicangkul/dibajak
dengan traktor sedalam 30-40 cm hingga gembur, karena, bisa berakibat
fatal pada produksi tanaman. Biarkan tanah menjadi kering minimal selama
15 hari agar tanah benar-benar matang dan siap ditanami.
3) Pembentukan Bedengan
Pembentukan bedengan dapat dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah
untuk kedua kalinya yang sesuai dengan sistem tanam yang dipakai. Sistem
petakan cukup dengan cara meratakan tanah, kemudian di sekililingnya
dibuat saluran pemasukan dan pembuangan air. Sistem bedengan dilakukan
dengan cara membuat bedengan-bedengan selebar 80-120 cm, jarak antar
bedengan 90-150 cm atau variasi lain sesuai dengan sistem tanam. Tinggi
petakan atau bedengan adalah antara 30-40 cm.
4) Pengapuran
Derajat kemasaman tanah yang sesuai untuk tanaman nanas adalah 4,5-6,5.
Pengapuran tanah dilakukan dengan Calcit atau Dolomit atau Zeagro atau
bahan kapur lainnya dengan cara ditaburkan merata dan dicampurkan dengan
lapisan tanah atas terutama tanah-tanah yang bereaksi asam (pH dibawah
4,5). Dosis kapur disesuaikan dengan pH tanah, namun umumnya berkisar
antara 2-4 ton/ha. Bila tidak turun hujan, setelah pengapuran segera
dilakukan pengairan tanah agar kapur cepat melarut.
5) Pemupukan
Dalam penanaman nanas dilakukan pemberian pupuk kandang dengan dosis 20
ton per hektar. Cara pemberian: dicampurkan merata dengan lapisan tanah
atas atau dimasukkan per lubang tanam. Juga digunakan pupuk anorganik
NPK dan urea. Nitrogen (N) sangat diperlukan untuk pertumbuhan tanaman,
fosfor diperlukan selama beberapa bulan pada awal pertumbuhan sedangkan
Kalium diperlukan untuk perkembangan buah, khususnya nanas. Pupuk urea
penggunaannya dikombinasikan dengan perangsang pembungaan.
6.3. Teknik Penanaman
1) Penentuan Pola Tanam
Pola tanam merupakan pengaturan tata letak tanaman dan urutan jenis
tanaman dengan waktu tertentu, dalam kurun waktu setahun. Dalam teknik
penanaman nanas ada beberapa sistem tanam, yaitu: sistem baris tunggal
atau persegi dengan jarak tanam 150 x 150 cm baik dalam maupun antar
barisan; 90 x 30 cm jarak dalam barisan 30 cm, dan jarak antar barisan
adalah 90 cm. Sistem baris rangkap dua dengan jarak tanam 60 x 60 cm,
dan jarak antar barisan sebelah kiri dan kanan dari 2 barisan adalah 150
cm dan jarak tanam 45 x 30 cm, dan jarak antar barisan tanaman sebelah
kiri dan kanan dari 2 barisan tanaman adalah 90 cm. Sistem baris rangkap
tiga dengan jarak tanam 30 x 30 cm membentuk segitiga sama sisi dengan
jarak antar barisan sebelah kiri/ kanan dari 3 barisan tanaman: 90 cm
dan jarak tanam 40 x 30 cm dengan jarak antar barisan sebelah kiri/kanan
dari 3 barisan adalah 90 cm serta sisitem baris rangkap empat dengan
jarak 30 x 30 cm dan jarak antar barisan sebelah kiri/kanan dari 4
barisan tanaman 90 cm.
2) Pembuatan Lubang Tanam
Pembuatan lubang tanam pada jarak tanam yang dipilih sesuai dengan
sistem tanam. Ukuran lubang tanam: 30 x 30 x 30 cm. Untuk membuat lubang
tanam digunakan pacul, tugal atau alat lain.
3) Cara Penanaman
Penanaman yang baik dilakukan pada awal musim hujan. Langkah-langkah yang dilakukan:
membuat lubang tanam sesuai dengan jarak dan sistem tanam yang dipilih;
mengambil bibit nanas sehat dan baik dan menanam bibit pada lubang tanam
yang tersedia masing-masing satu bibit per lubang tanam;
tanah ditekan/dipadatkan di sekitar pangkal batang bibit nanas agar
tidak mudah roboh dan akar tanaman dapat kontak langsung dengan air
tanah;
dilakukan penyiraman hingga tanah lembab dan basah;
penanaman bibit nanas jangan terlalu dalam, 3-5 cm bagian pangkal batang tertimbun tanah agar bibit mudah busuk.
6.4. Pemeliharaan Tanaman
1) Penjarangan dan Penyulaman
Penjarangan nanas tidak dilakukan karena tanaman nanas spesifik dan
tidak berbentuk pohon. Kegiatan penyulaman nanas diperlukan, sebab
ceding-ceding bibit nanas tidak tumbuh karena kesalahan teknis penanaman
atau faktor bibit.
2) Penyiangan
Penyiangan diperlukan untuk membersihkan kebun nanas dari rumput liar
dan gulma pesaing tanaman nanas dalam hal kebutuhan air, unsur hara dan
sinar matahari. Rumput liar sering menjadi sarang dari dan penyakit.
Waktu penyiangan tergantung dari pertumbuhan rumput liar di kebun, namun
untuk menghemat biaya penyiangan dilakukan bersamaan dengan kegiatan
pemupukan.
Cara penyiangan dilakukan dengan mencabut rumput dengan
tangan/kored/cangkul. Tanah di sekitar bedengan digemburkan dan
ditimbunkan pada pangkal batang nanas sehingga membentuk guludan.
3) Pembubunan
Pembubunan diperlukan dalam penanaman nanas, dilakukan pada tepi
bedengan yang seringkali longsor ketika diairi. Pembubunan sebaiknya
mengambil tanah dari selokan atau parit di sekeliling bedengan, agar
bedengan menjadi lebih tinggi dan parit menjadi lebih dalam, sehingga
drainase menjadi normal kembali. Pembubunan berfungsi untuk memperbaiki
struktur tanah dan akar yang keluar di permukaan tanah tertutup kembali
sehingga tanaman nanas berdiri kuat.
4) Pemupukan
Pemupukan dilakukan setelah tanaman berumur 2-3 bulan dengan pupuk
buatan. Pemupukan susulan berikutnya diulang tiap 3-4 bulan sekali
sampai tanaman berbunga dan berbuah. Jenis dan dosis pupuk yang
digunakan adalah:
a) Pupuk NPK tablet (Pamafert)
Komposisi kandungan N-P2O5-K2O-MgO-CaO adalah 17-8-12-0-2+mikro
Bentuk pupuk berupa tablet, berat 4 gram setiap tablet
Dosisi anjuran satu tablet tiap tanaman
Pupuk tunggal berupa campuran ZA, TSP, atau SP-36 dan KCl
Dosis anjuran 1: ZA 100 kg + TSP atau SP-36 60 kg + KCl 50 kg per
hektar. Pupuk susulan diulang setiap 4 bulan sekali dengan dosis yang
sama.
Dosis anjuran 2: mulai umur 3 bulan setelah tanam dipupuk dengan ZA 125
kg atau urea 62,5 kg + TSP atau SP-36 75 kg/ha. Pada umur 6 bulan
dipupuk kandang 10 ton/ha.
Cara pemberian pupuk dibenamkan/dimasukkan ke dalam parit sedalam 10-15
cm diantara barisan tanaman nanas, kemudian tutup dengan tanah. Cara
lain: disemprotkan pada daun terutama pupuk Nitrogen dengan dosis 40
gram Urea per liter atau ± 900 liter larutan urea per hektar.
5) Pengairan dan Penyiraman
Sekalipun tanaman nanas tahan terhadap iklim kering, namun untuk
pertumbuhan tanaman yang optimal diperlukan air yan cukup. Pengairan
/penyiraman dilakukan 1-2 kali dalam seminggu atau tergantung keadaan
cuaca. Tanaman nanas dewasa masih perlu pengairan untuk merangsang
pembungaan dan pembuahan secara optimal. Pengairan dilakukan 2 minggu
sekali. Tanah yang terlalu kering dapat menyebabkan pertumbuhan nanas
kerdil dan buahnya kecil-kecil. Waktu pengairan yang paling baik adalah
sore dan pagi hari dengan menggunakan mesin penyemprot atau embrat.
7. HAMA DAN PENYAKIT
7.1. Hama
Penggerak buah (Thecla basilides Geyer)
Ciri: kupu-kupu berwarna coklat dan kupu-kupu betina meletakkan telurnya
pada permukaan buah, kemudian menetas menjadi larva; bentuk larva pada
bagian tubuh atas cembung, bagian bawah datar dan tubuh tertutup
bulu-bulu halus pendek.
Gejala: menyerang buah dengan cara menggerek/melubangi daging buah; buah
nanas yang diserang hama ini berlubang dan mengeluarkan getah, kemudian
membusuk karena diikuti serangan cendawan atau bakteri.
Pengendalian:
non kimiawi dengan menjaga kebersihan kebun serta membuang bagian tanaman yang terserang hama;
kimiawi dengan menyemprot insektisida yang mangkus dan sangkil, seperti
Basudin 60 EC atau Thiodan 35 EC pada konsentrasi yang dianjurkan.
Kumbang (Carpophilus hemipterus L.)
Ciri: berupa kumbang kecil, berwarma coklat/hitam; larva berwarna putih kekuningan, berambut tipis, bentuk langsing berkaki 6.
Gejala: menyerang tanaman nanas yang gluka sehingga bergetah dan busuk oleh mikroorganisme lain (cendawan dan bakteri).
Pengendalian: dilakukan dengan menjaga kebersihan kebun dan pemberian insektisida.
Lalat buah (Atherigona sp.)
Ciri: Lalat berukuran kecil, meletakkan telur pada bekas luka bagian buah, kemudian menjadi larva berwarna putih.
Gejala: merusak/ memakan daging buah hingga menyebabkan busuk lunak.
Pengendalian:
non kimiawi dengan menjaga kebersihan kebun, membuang buah yang terserang lalat buah;
kimiawi dengan cara disemprot insektisida yang mangkus dan sangkil,
seperti Thiodan 35 EC atau Basudin EC pada konsentrasi yang dianjurkan.
Thrips (Holopothrips ananasi Da Costa Lima)
Ciri: Tubuh thrips berukuran sangat kecil panjang sekitar 1,5 mm, berwarna coklat, dan bermata besar.
Gejala: menyerang tanaman dengan cara menghisap cairan sel daun sehingga
menimbulkan bintik-bintik berwarna perak; pada tingkat serangan yang
berat menyebabkan pertumbuhan tanaman muda terhambat.
Pengendalian:
secara non kimiawi dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan kebun dan mengurangi ragam tanaman inang;
(2) secara kimiawi dilakukan dengan penyemprotan insektisida: Mitac 200 EC atau Dicarol 25 SP pada konsentrasi yang dianjurkan.
Sisik (Diaspis bromeliae Kerne)
Ciri: Serangga berukuran kecil diameter ± 2,5 mm, bulat dan datar,
berwarna putih kekuningan/keabu-abuan, bergerombol menutupi buah dan
daun, sehingga menyebabkan ukuran buah kecil dan pertumbuhan tanaman
terhambat.
Pengendalian: dapat disemprot dengan insektisida Decis 2,5 EC atau Curacron 500 EC pada konsentrasi yang dianjurkan.
Ulat buah (Tmolus echinon L)
Ciri: Serangga muda/dewasa berupa kupu-kupu berwarna coklat serta larva/ulat tertutup rambut halus dan kepalanya kecil.
Gejala: menyerang buah nanas dengan cara menggerek dan membuat lubang
yang menyebabkan buah berlubang, bergetah dan sebagian buah memotong
bagian tanaman yang terserang berat.
Pengendalian dilakukan dengan mengumpulkan/membunuh ulat secara mekanis,
serta disemprot insektisida: Buldok 25 EC atau Thiodan 35 EC pada
konsentrasi yang dianjurkan
Hama lain: rayap, tikus, nematoda, bintil akar dan kutu tepung jeruk juga kadang-kadang menyerang tanaman nanas.
7.2. Penyakit
Busuk hati dan busuk akar
Penyebab: cendawan Phytophthora parasitica Waterh dan P. cinnamomi
Rands. Penyakit busuk hati disebut hearth rot, sedangkan busuk akar
dinamakan root rot. Penyebaran penyakit dibantu bermacam-macam tanaman
inang, air yang mengalir, alat-alat pertanian, curah hujan tinggi, tanah
yang mengandung bahan organik dan kelembaban tanah tinggi antara 25-35
derajat C.
Gejala: pada daun terjadi perubahan warna menjadi hijau belang-belang
kuning dan ujungnya.nekrotis; daun-daun muda mudah dicabut bagian
pangkalnya membusuk dengan bau busuk berwarna coklat, dan akhirnya
tanaman mati; pembusukan pada sistem perakaran.
Pengendalian:
non kimiawi dilakukan dengan cara perbaikan drainase tanah, mengurangi kelembapan sekitar kebun, dan memotong/mencabut
tanaman yang sakit;
kimiawi dengan pencelupan bibit dalam larutan fungisida sebelum tanam, seperti Dithane M-45 atau Benlate.
Busuk pangkal
Penyebab: cendawan Thielaviopsis paradoxa (de Seyn) Hohn atau
Ceratocystis paradoxa (Dade) C. Moreu. Penyakit ini sering disebut base
rot. Penyebaran penyakit dibantu tanaman inangnya, adanya luka-luka
mekanis pada tanaman, angin, hujan dan tanah.
Gejala: pada bagian pangkal batang, daun, buah dan bibit menampakkan
gejala busuk lunak berwarna coklat atau hitam, berbau khas, atau
bercak-bercak putih kekuning-kuningan.
Pengendalian:
non kimiawi dengan melakukan penyimpanan bibit sementara sebelum tanamn
agar luka cepat sembuh, menanam bibit pada cuaca kering, dan menghindari
luka-luka mekanis;
kimiawi dengan perendaman bibit dalam larutan fungisida Benlate.
Penyakit Lain
Penyakit adalah busuk bercak gabus pada buah disebabkan oleh cendawan
Pinicillium funiculosum Thom, busuk bibit oleh cendawan Pythium sp.,
layu dan bercak kuning oleh virus yang belum diketahui secara pasti
jenisnya.
Pengendalian: harus dilakukan secara terpadu, meliputi penggunaan bibit
yang sehat, perbaikan kultur teknik budidaya secara intensif, pemotongan
/pencabutan dan pemusnahan tanaman yang sakit.
7.3. Gulma
Penurunan produksi nanas dapat disebabkan oleh banyak dan dominannya
gulma karena pemberian mulsa yang kurang baik sehingga pertumbuhan
rumput subur.
8. PANEN
8.1. Ciri dan Umur Panen
Panen buah nanas dilakukan setelah nanas berumur 12-24 bulan, tergantung
dari jenis bibit yang digunakan. Bibit yang berasal dari mahkota bunga
berbuah pada umur 24 bulan, hingga panen buah setelah berumur 24 bulan.
Tanaman yang berasal dari tunas batang dipanen setelah umur 18 bulan,
sedangkan tunas akar setelah berumur 12 bulan. Ciri-ciri buah nanas yang
siap dipanen:
Mahkota buah terbuka.
Tangkai ubah mengkerut.
Mata buah lebih mendatar, besar dan bentuknya bulat.
Warna bagian dasar buah kuning.
Timbul aroma nanas yang harum dan khas.
8.2. Cara Panen
Tata cara panen buah nanas: memilih buah nanas yang menunjukkan
tanda-tanda siap panen. Pangkal tangkai buah dipotong secara
mendatar/miring dengan pisau tajam dan steril. Pemanenan dilakukan
secara hati-hati agar tidak rusak dan memar.
8.3. Periode Panen
Tanaman nanas dipanen setelah berumur 12-24 bulan. Pemanenan buah nanas
dilakukan bertahap sampai tiga kali. Panen pertama sekitar 25%, kedua
50%, dan ketiga 25% dari jumlah yang ada. Tanaman yang sudah berumur 4-5
tahun perlu diremajakan karena pertumbuhannya lambat dan buahnya kecil.
Cara peremajaan adalah membongkar seluruh tanaman nanas untuk diganti
dengan bibit yang baru. Penyiapan lahan sampai penanaman dilakukan
seperti cara bercocok tanam pada lahan yang baru.
8.4. Prakiraan Produksi
Potensi produksi per hektar pada tanaman nanas yang dibudidayakan
intensif dapat mencapai 38-75 ton/hektar. Pada umumnya rata-rata 20
ton/hektar, tergantung jenis nanas dan sistem tanam.
9. PASCAPANEN
Buah nanas termasuk komoditi buah yang mudah rusak, susut dan cepat
busuk. Oleh karena itu, setelah panen memerlukan penanganan pascapanen
yang memadai.
9.1. Pengumpulan
Setelah panen dilakukan pengumpulan buah ditempat penampungan hasil atau gudang sortasi.
9.2. Penyortiran dan Penggolongan
Kegiatan sortasi dimulai dengan memisahkan buah yang rusak, memar,
busuk, atau mentah secara tersendiri dari buah yang bagus dan normal.
Klasifikasi buah berdasarkan bentuk dan ukuran yang seragam, jenis
maupun tingkat kematangannya.
9.3. Penyimpanan
Penyimpanan dilakukan jika harga turun, sehingga untuk menunggu harga
naik maka dilakukan penyimpanan. Buah nanas biasanya disimpan dalam peti
kemas dalam ruangan dingin yang suhunya sekitar 5 ° C.
9.4. Pengemasan dan Pengangkutan
Kegiatan pengemasan dimulai dengan mengeluarkan buah nanas dari lemari
pemeraman, lalu dipilih (sortasi) berdasarkan tingkat kerusakannya agar
seragam. Kemudian buah nanas dibungkus dengan kertas pembungkus lalu
dikemas dalam keranjang bambu atau peti kayu atau dos karton
bergelombang. Ukuran wadah pengemasan 60 x 30 x 30 cm yang diberi lubang
ventilasi. Proses pengangkutan dimulai dengan memasukkan peti kemas
secara teratur pada alat pengangkutan, buah nanas diangkut dan
dipasarkan ke tempat pemasaran.
10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN
10.1. Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis budidaya nanas dengan luas lahan 1 hektar di daerah Jawa Barat pada tahun 1999 adalah sebagai berikut:
Biaya produksi
Nilai sewa tanah per tahun Rp. 2.500.000,-
Sprayer dan alat pertanian Rp. 600.000,-
Bibit 45.000 batang @ Rp. 150,- Rp. 6.750.000,-
Pupuk
Pupuk kandang 20 ton @ RP. 150.000,- Rp. 3.000.000,-
ZA 300 kg @ Rp. 1.250,- Rp. 375.000,-
TSP (SP-36) 200 kg @ Rp. 1.800,- Rp. 360.000,-
KCl 150 Kg @ Rp. 1.650,- Rp. 247.500,-
Pestisida Rp. 400.000,-
Pengolahan tanah borongan Rp. 1.500.000,-
Pemupukan & penanaman 10 HKP @ Rp.7.000,- +100 HKW Rp. 570.000,-
Pemeliharaan tanaman 200 HKW @ RP. 5.000,- +20 HKP Rp. 1.140.000,-
Panen dan pascapanen 100 HKW +10 HKP Rp. 570.000,-
Biaya lain-lain (tidak terduga 10%) Rp. 1.801.250,-
Jumlah biaya produksi Rp. 19.813.750,-
Hasil penjualan dan laba (keuntungan)
Produksi tahun ke-1: 75% x 45.000 x Rp 750,- /buah Rp. 25.312.500,-
Biaya produksi tahun ke-1 Rp. 19.813.750,-
Keuntungan tahun ke-1 Rp. 5.498.750,-
Produksi tahun ke-2: 80% x 45.000 x Rp. 750,-/buah Rp. 27.000.000,-
Biaya produksi tanpa dihitung bibit & alat pertanian tahun ke-2 Rp. 12.463.750,-
Keuntungan ke-2 Rp. 7.350.000,-
Parameter kelayakan usaha 1. B/C ratio = 1,28
10.2. Gambaran Peluang Agribisnis
Prospek komoditas buah nanas sangat besar, terutama bila nanas diolah
menjadi makanan kaleng seperti selai nanas, sirup buah nanas dan sirup
kulit buah nanas. Pabrik pengalengan buah nanas sudah banyak di bangun,
diantarnya dilakukan oleh PT Great Giant Pineapple di Lampung. Negara
tujuan ekspor adalah Perancis, Jerman, dan Amerika Serikat. Walaupun
daerah penghasil nanas sudah menyebar merata, Indonesia hingga saat ini
hanya mampu mengekspor sebagian kecil saja dari kebutuhan dunia, 5%.
Padahal menurut proyeksi, kebutuhan nanas dunia tahun 1996 akan naik
sebesar 5% kebutuhan dunia saat ini. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan
ini diperlukan pasokan nanas yang sangat besar. Tentu saja hal ini akan
menjadi prospek yang baik bagi Indonesia. Hal yang perlu untuk dicermati
adalah ekspor buah nanas Indonesia meningkat dalam 10 tahun terakhir.
Ekspor Indonesia tahun 1987 sebesar 26.952 ton meningkat menjadi 83.997
ton pada tahun 1996. Dari segi nilai, Ekspor Indonesia pada tahun 1987
sebesar US$ 60.766 ribu pada tahun 1996. Sedangkan untuk impor nanas
Indonesia mengalami peningkatan namun dalam jumlah kecil. Impor nanas
meningkat dari 0,16 ton pada tahun 1987, meningkat menjadi 10,36 ton
pada tahun 1995. Dalam era globalisasi ini, peluang pasar dunia semakin
terbuka lebar untuk semua komoditas. Demikian juga komoditi nanas cukup
besar peluang untuk memasuki pasar dunia baik dalam bentuk segar maupun
dalam bentuk buah kaleng. Negara-negara di Asia Tenggara merupakan
eksportir utama buah nanas dunia. Thailand merupakan negara eksportir
terbesar pada tahun 1995, yaitu sekitar 39% dari ekspor nanas dunia.
11. STANDAR PRODUKSI
11.1. Ruang Lingkup
Standar ini meliputi syarat mutu, cara uji, cara pengambilan contoh dan cara pengemasan nanas.
11.2. Diskripsi
Standar mutu buah nanas sesuai dengan Standar Nasional Indonesia SNI 01-3166- 1992.
11.3. Klasifikasi dan Standar Mutu
Nanas digolongkan dalam dua jenis mutu, yaitu mutu I dan II.
Kesamaan sifat varientas: mutu I=seragam; mutu II=seragam; cara uji organoleptik.
Tingkat ketuaan: mutu I=tua, tidak terlalu matang dan tidak lunak; mutu
II=tua, tidak terlalu matang dan tidak lunak; cara uji organoleptik.
Kekerasan: mutu I=keras, mutu II=keras; cara uji organoleptik.
Ukuran: mutu I=seragam, diameter min. 9,5 cm; mutu II=kurang seragam; cara uji SP-SMP-309-1981.
Gagang: mutu I=teropong rapi; mutu II=teropong rapi; cara uji organoleptik.
Mahkota: mutu I=satu, utuh rapi, ukuran normal; mutu II=tidak dipersyaratkan; cara uji organoleptik.
Kerusakan (%): mutu I=maksimum 5; mutu II=maksimum 10; cara uji SP-SMP-310- 1981.
Busuk (%): mutu I=maksimum 1; mutu II=maksimum 2; cara uji SP-SMP-311-1981.
Kadar total padatan terlarut (%): mutu I=minimum 12; mutu II=minimum 12; cara uji SP-SMP-321-1981
Kotoran: mutu I=bebas kotoran; mutu II=bebas kotoran; cara uji organoleptik.
11.4. Pengambilan Contoh
1) Produk dalam ikatan/kemasan
Contoh diambil secara acak dari jumlah kemasan seperti terlihat di bawah
ini. Dari setiap kemasan/ikatan diambil contohnya sebanyak 5 buah
nanas, dari bagian atas, tengah dan bawah. Contoh-contoh tersebut diacak
bertingkat (stratified random sampling) sampai diperoleh minimum 5 buah
untuk dianalisis.
Jumlah ikatan/kemasan dalam partai adalah sampai dengan 100 : jumlah contoh 5
Jumlah ikatan/kemasan dalam partai adalah 101 sampai 300 : jumlah contoh 7
Jumlah ikatan/kemasan dalam partai adalah 301 sampai 500 : jumlah contoh 9
Jumlah ikatan/kemasan dalam partai adalah 501 sampai 20 : jumlah contoh 10
Jumlah ikatan/kemasan dalam partai adalah Lebih dari 1000 : jumlah contoh 15 (min)
Catatan: Khusus untuk pengujian kerusakan dan busuk, jumlah contoh akhir
sebanyak 100 buah. Pengujian dapat dilakukan di lapangan.
2) Produk dalam curah (in bulk)
Sekurang-kurangnya 5 contoh diambil secara acak sesuai dengan jumlah
berat total seperti terlihat di bawah ini. Contoh-contoh tersebut yang
diambil dari bagian atas, tengah dan bawahserta berbagai sudut dicampur,
kemudian diacak bertingkat (stratified random sampling) sampai
diperoleh minimum 10 kg untuk dianalisa. Dalam hal berat nanas yang
diambil contohnya lebih dari 2 kg/buah, setiap pengambilan contoh
sekurang-kurangnya terdiri dari 5 buah nanas.
Jumlah berat lot s/d 200 kg berat : contoh minimal yang diambil 10 kg
201 s/d 500 kg berat : contoh minimal yang diambil 20 kg
501 s/d 1000 kg berat : contoh minimal yang diambil 30 kg
1001 s/d 5000 kg berat : contoh minimal yang diambil 60 kg
Lebih dari 5000 kg berat : contoh minimal yang diambil 100 kg
Catatan: Khusus untuk pengujian kerusakan dan busuk, jumlah contoh akhir
sebanyak 100 buah. Pengujian dapat dilakukan dilapangan. Petugas
pengambil contoh harus memenuhi syarat yaitu orang yang telah
berpengalaman atau dilatih terlebih dahulu dan mempunyai ikatan dengan
suatu badan hukum.
11.5. Pengemasan
Nanas dikemas dalam keranjang bambu, peti kayu ataupun karton dengan
atau tanpa bahan penyakit dengan berat bersih maksimum 40 kg. Atau
diikat dengan tali, masing-masing ikatan terdiri dari maksimum 10 buah
nanas. Pemberian merek untuk nanas yang dikemas dalam kemasan pada
bagian luar kemasan diberi label yang bertuliskan:
Nama barang.
Jenis mutu.
Nama/kode perusahaan/eksportir.
Berat bersih.
Jumlah nanas/kemasan.
Daerah asal.
Produksi Indonesia.
Tempat/negara tujuan.